Perancangan Bangunan Joglo Kesenian Berkonsep Multifungsi Polyvalent Melalui Pendekatan Transitory dan Convertible Spaces Contoh Postingan Web Arch

By : Ferdinandus Pradipta Yudha | ArchUPH 2020

Bangunan Joglo merupakan cagar budaya arsitektur Jawa di Indonesia yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat karena kebutuhan mereka yang terus berubah seiring berjalannya waktu. Aspek tersebut diperburuk oleh kenyamanan ruang dan fungsi bangunan yang kurang maksimal dan terlalu statis, sehingga penghuni bangunan Joglo merasa enggan untuk hidup di dalamnya. Hal ini berpengaruh terhadap fungsionalitas ruang, kelompok masyarakat yang menjadi pengguna ataupun penghuni bangunan Joglo, dan jangka waktu penggunaan mereka. Proyek ini ditujukan untuk menghasilkan bangunan Joglo yang mampu beradaptasi terhadap kebutuhan komunitas seni yang beragam sepanjang hari.Transitory dan convertible spaces merupakan strategi pendekatan adaptasi ruang yang digunakan untuk menghasilkan ruang yang menyesuaikan pada keragaman aktivitas penggunanya secara efisien dengan mengubah ruang secara fungsi dan menghasilkan ruang perpindahan dan temporer antar fungsi. Inovasi struktur yang diterapkan berupa partisi dinding kayu dengan sistem railing yang diletakkan antar kolom bangunan dan dapat digeser dan disimpan, sehingga berbagai macam bentuk dan proporsi ruang dapat dihasilkan. Bangunan Joglo ini dirancang sebagai tempat edukasi kesenian yang mendukung kegiatan pertunjukan yang dilakukan oleh berbagai komunitas seni di Padepokan Sekar Jagad, Yogyakarta. Dengan demikian, lingkungan padepokan yang menerapkan adaptable space dalam berbagai bangunan dapat menghasilkan pusat kesenian yang relevan dalam jangka waktu yang panjang dan bersifat inklusif bagi pedesaan dan masyarakat.

Instagram:
@ferdsyudha

Lecturer:
Jacky Thiodore (@jackythiodore)

Reviewer:
Undi Gunawan (@oenggun_sketches)
Emanuel Wicaksono (@cornelia_emanuel)

Scroll to Top